Header Ads

CONTOH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SMK PT.ANTAM UPBE PONGKOR (BAGIAN 1) Download Word

Assalamualaikum Wr Wb 
     Dalam postingan kali saya akan membagikan ilmu saya tentang LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) atau juga LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL). PRAKERIN/PKL merupakan salah satu kewajiban setiap Siswa Menengah Kejuruan yang bertujuan untuk mempraktekan materi yang selama di kerjakan oleh guru disekolah langsung di lapangan. Biasanya Praktek Kerja Lapangan ini di langsungkan semalam ±3 bulan, ada yang melakukannya pada saat kelas XI maupun XII tergantung kebijakan dari sekolah. Namun pada akhirnya siswa juga dituntut untuk membuat laporan dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang bertujuan untuk mempertanggung jawabkan apa sayja yang di kerjakan oleh siswa selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

     Kali ini saya akan membagikan LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN saya DI PT. ANTAM Tbk. UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR Desa. Bantar Karet Kec. Nanggung Kab. Bogor Provinsi Jawa Barat. Saya praktek disana kurang lebih 2 bulan yang dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2016 pada Divisi Quality Control.


 Oke langsung saja berikut laporannya Semoga bermanfaat sobat ! Jika sobat ingin langsung mendownloadnya dalam bentuk WORD kumplit dengan Daftar isinya bisa langsung DISINI (password: tazuraa)  


 BAB I
 PENDAHULUAN
 Profil Perusahaan Gambaran Umum Gambar 1.1 Tugu PT Antam PT. ANTAM Tbk, unit bisnis pertambangan emas (UBPE) Pongkor merupakan salah satu tambang bawah tanah yang ada di Indonesia yang berada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Nanggung di Desa Bantar karet. Lokasi ini dapat ditempuh sekitar 54 km ke arah barat daya kota Bogor, dengan luas kuasa pertambangan sebesar 6047 hektar (No. KW 98 PP 0138/Jabar), sedangkan KP eksplorasi seluas 3870 hektar (No. KW 96 PP 0127 B/Jabar) dari posisi geografi KP Eksploitasi ini terletak pada koordinat 106°30’01,0” BT sampai dengan 106°35’38,0” BT dan 6°36’37,2” LS sampai dengan 6°48’11,0” LS. Sebutan Pongkor adalah nama sebuah gunung yang berada disekitar pegunungan yang ditambang.




 Gambar tugu PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor 

B. Sejarah Pendirian PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor 


         PT. ANTAM Tbk. (persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat ini PT. Aneka Tambang mempunyai 6 Unit Bisnis Produksi yang salah satunya adalah Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor. PT. ANTAM Tbk. terletak di Gunung Pongkor. Desa Nunggul, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Daerah ini dapat ditempuh sekitar 54 KM ke arah Barat Daya dari kota Bogor. Luas Kuasa Pertambangan (KP) 6.047 Hektar.
      Sejarah keberadaan Tambang Emas Pongkor dimulai dengan dilakukannya eksplorasi logam dasar (Pb dan Zn) di bagian Utara Gunung Pongkor oleh para Geologis Aneka Tambang pada tahun 1974 sampai 1981. Survei pendahuluan yang dilakukan pada tahun 1981 di daerah Pongkor menemukan endapan urat Kwarsa (quartz vein) berkadar 4 gpt (gram per ton) emas dan 126 gpt (gram per ton) perak. Karena Aneka Tambang sedang memfokuskan pada kegiatan eksplorasi di sekitar Tambang Cikotok, maka antara tahun 1983 – 1988 kegiatan eksplorasi di Pongkor ditangguhkan, baru pada tahun 1988 – 1991 dilanjutkan kembali dengan lebih sistematis dan lengkap. Studi kelayakan kemudian dibuat dan Kuasa Pertambangan Eksploitasi yang pertama dengan nomor KP. DU 893/Jabar seluas 4.058 Ha diperoleh pada tahun 1991. Jalan masuk ke Pongkor sepanjang 12,5 km dibangun pada tahun 1992 bekerja sama dengan ABRI dalam Program/Proyek AMD (ABRI Masuk Desa). Pada tahun 1993 dibangun pabrik yang pertama dengan kapasitas 2,5 ton emas/tahun. Pada tahun yang sama dibangun pula Tailing Dam.

      Pada tahun 1994 dilakukan Commissioning Pabrik Pengolahan Emas dan kemudian Proyek Tambang Emas Pongkor resmi menjadi Unit Pertambangan Emas Pongkor. Tahun 1997 dilakukan pengembangan tambang di daerah Ciurug, penambangan di sini dilakukan dengan sistem mekanis. Pabrik yang kedua dibangun sehingga kapasitas produksi menjadi 5 ton emas/tahun.

      Tahun 1998 terjadi rusuh massa yang dipicu oleh para Penambang Tanpa Izin (PETI), pada peristiwa ini beberapa aset perusahaan dibakar dan operasi perusahaan terhenti selama 10 hari. Tambang Ciurug mulai produksi tahun 2000 dan pada tanggal 1 Agustus 2000 diperoleh kuasa pertambangan Eksploitasi yang baru dengan nomor KW 98 PP 0138 seluas 6.047 Ha. Pada tahun 2000 sejalan dengan restrukturisasi Aneka Tambang Unit Pertambangan Emas Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor. Perubahan ini menandai beralihnya fungsi unit-unit produksi dari Cost Center (pusat biaya) menjadi Profit Center (pusat laba).

        Pada tahun yang sama yaitu tahun 2000 diperoleh sertifikat ISO 9002 yang berkaitan dengan Manajemen Mutu serta dilakukannya Pembangunan Tunnel di Level 600 – 700 Ciurug, pada tahun 2001 dimulailah proses sertifikat ISO 14000 yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkungan, dan pada tanggal 14 Oktober 2002 sertifikat ISO 14001 berhasil diraih oleh UBP Emas Pongkor. 

        Salah satu keunikan dari Tambang Emas Pongkor adalah keberadaannya yang bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Halimun dan Hutan Produksi, sehingga memerlukan persyaratan yang lebih berat untuk perizinannya antara lain diperlukannya rekomendasi Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta dari Tim Pengarah yang beranggotakan Instansi terkait.

C. Visi PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor 

   Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia. 

D. Misi PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor 

1. Membangun dan menerapkan praktek-praktek terbaik kelas dunia untuk menjadikan ANTAM sebagai pemain global.
2. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup. 
3. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. 
4. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. 
5. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi. 
6. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. 

1.2 Latar Belakang
      
      Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang Kami lakukan di PT. Antam Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor ini di latar belakangi dengan studi Kami yang berhubungan dengan Geologi dan Pertambangan.

       Kegiatan yang Kami lakukan merupakan sebuah pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri dengan kompetensi keahlian Geologi Pertambangan dalam upaya meningkatkan mutu dan juga menambah bekal untuk masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti saat ini.

      Selain itu dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak peralatan baru yang diciptakan guna menunjang banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenaga kerja dituntut bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka, tetapi juga harus berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung dengan keterampilan yang kompeten, maka dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan, Kami dapat mengasah dan juga menerapkan materi yang didapatkan di sekolah langsung ke dunia usaha atau dunia industri.

      Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan Kami dalam melaksanakan kegiatan PKL ini yaitu untuk melatih dan mengasah keterampilan Kami untuk mengaplikasikan dan mengetahui secara langsung tentang proses penambangan Emas di PT. Antam UBPE Pongkor serta mengikuti setiap kegiatan secara langsung di lapangan dan mempraktekkannya. Selain itu juga Kami ingin mendapatkan penilaian dari hasil Praktek Kerja Lapangan untuk memenuhi kriteria penilaian bidang studi kejuruan. Pembatasan Ruang Lingkup Mempelajari tentang Quality Control dan bagian-bagiannya yang terdiri dari Grade Control, Geotechnic, dan Mine Survey.  

 BAB II 
KAJIAN TEORITIS

2.1  Istilah Dalam Tambang 
  • Development adalah pekerjaan-pekerjaan untuk membuat lubang-lubang bukaan ke arah dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada sebagai persiapan untuk penambangan dan pengangkutan endapan bijih tersebut. 
  • Ore (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan mineral yang dari padanya dapat diambil (di ekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini. 
  • Waste (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah. 
  • Vein (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap bidang datar (lebih besar 45°).
  • Hanging wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu Vein disebut roof untuk endapan batubara. 
  • Foot wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu Vein, disebut Floor untuk endapan. 
  • Dip (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar. 
  • Strike (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus terhadap dip. 
  • Shaft (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan dan lain-lain. 
  • Tunnel (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit. 
  • Drift adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya. 
  • Cross Cut adalah: Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jurus endapan bijih. Suatu lubang bukaan mendatar yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih. Suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama (Main Haulage Level). 
  •  Level adalah Drift atau Cross Cut yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur ke arah vertikal, biasanya diberi nomor-nomor unit secara teratur menurut dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi. 
  • Raise adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak miring yang dibuat dari level bawah ke level yang di atasnya. 
  • Stope (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang ditambang, tetapi bukan penggalian yang dilakukan selama Development. 
  • Front/face adalah permukaan batuan yang sedang ditambang. 
  • Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari Shaft, dekat shaft ataupun Level. 
  • MHL (Main Haulage Level) merupakan jalan utama atau akses utama tambang. Ramp Up merupakan kenaikan titik pengeboran. 
  • Ramp Down merupakan penurunan titik pengeboran. 
  • Gride Line merupakan garis sebagai acuan tingginya suatu bukaan, biasanya Gride Line dari floor 1.5 m dan dari Roof 2.5 m.
  • Center Line merupakan garis sebagai acuan garis tengah lebar suatu bukaan dan sebagai pelurus arah Tunnel.
2.2 Quality Control
      Quality Control (Pengendalian Mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (Assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan Quality Control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (Second Quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Tujuan Perusahaan menjalankan QC (Quality Control) adalah untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang. QC terbagi atas, Grade Control, Geotechnic, dan Mine Survey. 

 A. Grade Control 

      Sampling merupakan kegiatan pengambilan contoh batuan yang bertujuan untuk mengetahui kadar kandungan logam emas/perak dan lain-lain dari batuan tersebut, dari hasil sampling kemudian dibuat peta hasil percontohan yang disebut peta kadar.
     
        Sampling dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Channel Sampling, Grab Sampling, dan Chip Sampling. Pengambilan contoh yang biasa kita lakukan di Unit Pertambangan Emas Pongkor untuk di Stope, X-cut dan Sill Drift adalah dengan cara Channel Chip Sampling gabungan antara Channel Sampling dengan Chip Sampling sedangkan untuk di Stock Pile digunakan cara Grab Sampling.
     
     Adapun manfaat sampling adalah untuk perhitungan cadangan, perencanaan produksi, pengarahan produksi, pengarahan pembuatan development dan lain-lain. 

1.  Sampling

   Sampling adalah pengambilan sebagian kecil dari suatu batuan / Lumpur yang jauh lebih besar, tetapi cukup sebagai wakil yang betul-betul representatif.

2.  Kegunaan Sampling 

1. Mengetahui persentase kadar logam-logam dan mineral-mineral yang terkandung dalam vein yang dicontoh Au, Ag yang kemudian dihitung untuk Au, Ag dalam gram/ton atau ppm. 
2. Untuk menghitung kadar cadangan hasil eksplorasi. 
3. Untuk membantu operasi produksi agar keseimbangan kadar terpenuhi dengan melakukan mixing dari front-front penambangan/stope sehingga produksi tercapai. 
4. Untuk mengetahui kadar air kaya dan sisa yang terbuang (Sand Tailing) di Pabrik Pengolahan. 
5. Untuk dokumentasi / data-data perusahaan.

 2.3 Geotechnic 
  
    Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu teknik sipil. Di dalamnya diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri di atasnya. Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih mendalam ilmu-ilmu mekanika tanah dan batuan.

1.  Klasifikasi Massa Batuan (Rock Mass Rating) 
    
     Klasifikasi ini dibuat untuk mendapatkan klasifikasi massa batuan yang dapat menghasilkan suatu komunikasi yang efektif. Ada dua klasifikasi massa batuan yang paling sering digunakan untuk merancang terowongan, yaitu klasifikasi geomekanika atau “Rock Mass Rating” System yang di kembangkan oleh Bieniawsky (1973) dan klasifikasi massa batuan Q System yang di kembangkan oleh Borton, Lien dan Lunde. Semuanya dari Norwegian Geotechnical Institute pada tahun 1974. Kedua klasifikasi ini disarankan untuk digunakan bersama-sama untuk suatu lokasi proyek, mengingat masing-masing sistem mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Sistem RMR lebih sederhana dibandingkan sistem Q, tetapi karena System RMR ini dikembangkan untuk terowongan yang tidak begitu dalam “hard jointed rock” dan faktor tegangan insitu tidak di masukan, maka pada batuan yang sangat lemah di mana dihasilkan kondisi “squeezing”, “swelling” dan “flowing”. System RMR sangat sulit digunakan pada kondisi seperti itu sistem Q berperan lebih besar. 

Dengan adanya klasifikasi maka akan di peroleh:
  1. Data yang sederhana dan memberi arti penting. 
  2. Data parameter- parameter yang terukur dan dapat ditentukan secara mudah serta murah di lapangan. 
Dari kegiatan eksplorasi biasanya diperoleh: 
  1.  Struktur geologi 
  2.  Jenis batuan serta penyebarannya 
  3.  Sifat fisis dan teknis dari batuan utuh (materi batuan) dari hasil tes laboratorium.
  4.  RQD (Rock Quality Designation)/frekuensi pecahan batuan. 
  5.  Pola kekar (strike, dip, spasi, kemenerusan, kerenggangan bahan pengisi rekahan) 
  6.  Keadaan air tanah
 Dari data di atas dapatlah dibuat suatu klasifikasi massa batuan yang berdasarkan pada parameter-parameter berikut: 
  •  Kuat Tekan Batuan Utuh Ada dua cara untuk mendapatkan kuat tekan batuan utuh yaitu pengujian di lapangan dengan Point Load Test (PLI) dan pengujian di laboratorium menggunakan Uniaxial Compressive Strength Test (UCS). 
Ini merupakan cara pendekatan UCS dengan menggunakan Palu Geologi di lapangan: 
Istilah
Tes Lapangan
Kuat Tekan
(Mpa)
Kuat Tekan (Ton /m²)
Batuan sangat lunak sekali
Dapat dipatahkan oleh ibu jari tangan
0,25 - 1,0
25 – 102
Batuan Sangat lunak
Dapat dikupas oleh pisau lipat
1,0 – 5, 0
102 – 510
Batuan Lunak
Dapat dipatahkan oleh ujung palu
5,0 – 25
510 – 2250
Batuan agak lunak
Dapat dipecahkan oleh satu pukulan palu
25 – 50
2250 – 5100
Batuan keras
Lebih dari satu pukulan palu untuk memecahkan sekepal batu
50 – 100
5100 – 10200
Batuan sangat keras
Dibutuhkan berkali-kali pukulan palu untuk memecahkan sepepal batu
100 – 250
10200 – 25500
Batuan sangat keras sekali
Batuan tidak dapat dicoak dengan palu
≥ 250
≥ 25500












  
  • Rock Quality Designation (RQD) Perhitungan RQD pada analisis RMR ini menggunakan prinsip perhitungan Priest & Hudson (1976). Rock Quality Designation (RQD) diperoleh berdasarkan hubungan eksponensial negatif antara frekuensi kekar/meter (λ) dan jarak kekar.
  
  • Spasi Bidang Diskontinu 
            Kekar pada massa batuan cenderung akan memperburuk karakteristik mekanik pada massa batuan bergantung pada frekuensi atau jarak serta orientasinya. 
  • Kondisi Kekar (Bidang Diskontinu) 
 Untuk memeriksa kondisi bidang diskontinu pada batuan, ada beberapa hal yang diamati yaitu :
  1.  Panjang joint 
  2.  Pemisahan 
  3.  Kekasaran 
  4.  Isian Joint 
  5.  Pelapukan
  •  Kondisi Air Tanah 
             Orientasi bidang diskontinu dianggap menguntungkan jika berarah tegak lurus terhadap sumbu terowongan. Dan akan memberikan kerugian jika berarah sejajar terhadap arah sumbu terowongan. Arah umum biasa dinyatakan dengan strike/dip atau dip/dip direction. 
  •  Orientasi Bidang Diskontinu 
             Orientasi bidang diskontinu dianggap menguntungkan jika berarah tegak lurus terhadap sumbu terowongan. Dan akan memberikan kerugian jika berarah sejajar terhadap arah sumbu terowongan. Arah umum biasa dinyatakan dengan strike/dip atau dip/dip direction.

           Setelah mendapatkan data data yang diperoleh ditambang kita dapat mencocokkan dan menentukan nilai dari tabel. Setelah mendapat nilai nilai dari tabel kita sudah dapat menghitung RMR, dari front (dinding bukaan) yang kita amati dan teliti sebelumnya. 

               Dari data RMR tersebut Kita dapat menyimpulkan kelas Batuan serta jenis penyanggaan yang direkomendasikan berdasarkan tabel berikut: 

                 Dari hasil RMR yang sudah dihitung kita dapat menentukan jenis penyanggaan yang cocok dipasang (biasanya digunakan ROCKBOLT) serta sekaligus menentukan spasi pemasangan antar rockbolt. 

            Ada beberapa tahap untuk menentukan spasi atau jarak antar rockbolt.
  1. Menghitung RMR 
  2.  Memprediksi tinggi ambrukan 
          Tinggi ambrukan = ((100 - RMR))/100 × span (lebar tunnel bukaan) 
      3. Memprediksi beban ambrukan
       Beban ambrukan = Tinggi ambrukan × berat jenis batuan (BJ) 
   4. Spasi Rockbolt = √((kekuatan rockbolt)/(beban ambrukan × safety faktor)) 

2.  Jenis – Jenis Penyanggaan 

Penyanggaan berguna untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, yaitu : 
  •  Menahan / mengeliminir perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan 
  • Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh / memperkecil deformasi massa batuan Menurut sifatnya, penyanggaan terbagi 2, yaitu Penyanggaan Aktif dan Penyanggaan Pasif.
  1.  Penyanggaan Aktif (Active Support) 
      Bersifat memperkuat masa batuan secara langsung (Reinforcement). Artinya jika penyangga sudah dipasang, maka penyangga tersebut secara langsung menahan beban batuan. 
  •  Rockbolt (Baut Batuan) 
 Kekuatan penyanggaan rockbolt yang biasa digunakan adalah :
 Panjang Kekuatan     Penyangaan Rockbolt 
       1,4 M                              4,2 TON 
       2,4 M                              7,2 TON 

 Fungsi Penahan : 
- Penjangkaran Baut batuan harus pada massa batuan yang relatif keras & stabil yang berada diatas lapisan yang berpotensial runtuh.
 Fungsi Penguat (Reinforcement) :
 - Baut batuan tidak dapat mencegah terjadinya pecah batuan tetapi dapat memperbaiki kekuatan dan integritas 
      
           a.  Rock Strap (Tali Pengikat Batuan) 
           b. Shotcrete (Penyangga Beton / Beton Tembak) 

2. Penyanggaan Pasif (Passive Support) Bersifat memperkuat masa batuan yang akan runtuh / tidak secara langsung (Rigid ). Artinya penyangga hanya akan bekerja, jika ada batuan runtuh.
         a.  H-beam 

         b. Cribbing 

         c. Mesh (Wire Mesh Dan Weld Mesh) 
 Dua jenis “Mesh” umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan (Rockbolt) yaitu “Wire Mesh” dan “Weld Mesh”.

4. Sifat Massa Batuan 

Kekuatan deformasi massa batuan (jointed rock mass) dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
  1.  Orientasi dan jarak/kerapatan kekar.
  2.  Kondisi kekar Persistensi/kontinuitas
  3.  Kegelombangan 
  4.  Material pengisi dan sifat-sifatnya (infilling/gouge) 
  5.  Lebar bukaan (joint opening) 
  6. Keadaan aliran air pada kekar 
      Pengaruh orientasi kekar terhadap kekuatan dan deformasi batuan adalah sangat penting untuk diketahui,sebab dengan cara tersebut dalam menahan beban/regangan pada arah-arah tertentu sesuai dengan kondisi lapangan.

Mungkin Segini dulu yang bisa saya postingkat akan dilanjut pada postingan yang lain lagi terimakasih   Salam sahabat Tambang SOBAT !!!!

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.