CONTOH LAPORAN UJI KOMPETENSI (UJIKOM) BAGIAN 3
2.1
Litologi
Litologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang batuan. Definisi batuan adalah bahan padat yang tersusun oleh
mineral atau paduan mineral dan merupakan bagian utama penyusun kerak bumi,
batuan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batuan
beku, sedimen, metamorf. Pada saat melakukan penelitian kami
menemukan beberapa batuan diantaranya batuan beku dan sedimen.
2.1.1
Batuan
Beku
Batuan
beku adalah jenis batuan yang merupakan hasil dari pembekuan magma dimana
mineral penyusun terdiri dari Kristal, batuan beku dibedakan menjadi tiga yaitu
batuan beku dalam, batuan beku gang/ korok,dan batuan beku luar.
·
Batuan beku yang proses
pembentukannya berjalan secara perlahan di dalam. Batuan beku ini memiliki
ciri-ciri Kristal yang terbentuk berukuran besar bertekstur faneritik dan
berwarna terang dengan komposisi asam.
·
Batuan beku yang proses
pembentukannya di gang atau korok. Batuan beku ini memiliki ciri-ciri
bertekstur forpiritik, berwarna abu-abu, dengan komposisi menengah
·
Batuan beku yang proses
pembentukannya di luar, batuan beku ini memiliki ciri-ciri bertekstur afanitik,
berwarna gelap, dengan komposisi basa.
A. TEKSTUR
BATUAN BEKU
Secara umum tekstur membahas tentang
kenampakan batuan yang berhubungan dengan ukuran,bentuk, dan susunan
butiran-butirannya Tekstur batuan beku meliputi :
1.
Granularitas atau
grain size merupakan besar butir pada batuan tersebut. Granularitas ini dibagi
menjadi tiga, yaitu:
-
Afanitik:
Batuan beku yang berbutir halus dengan besar butirannya <1mm dan tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang
-
Porfiritik:
Batuan beku yang berbutir sedang dengan besar butirannya 1-5mm dan dapat
dilihat dengan batuan loupe.
-
Faneritik:
Batuan beku yang berbutir kasar dengan besar butirannya >5mm dan dapat
dilihat dengan mata telanjang.
2.
Derajat
Kristalisas,i merupakan kecepatan pendinginan magma dimana
terbagi menjadi tiga, yaitu:
-
Holohyalin:
Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas gelas/massa dasar dikarenakan pendinginannya
yang sangat cepat.
-
Hipokristalin/Hipohyalin: Batuan
beku yang keseluruhannya tersusun atas kristas dan gelas. Kristal disini
merupakan fenokris dan gelas merupakan groundmass. Kecepatan pendinginannya
menengah.
-
Holohyalin: Batuan
beku yang tersusun atas kristal dikarenakan pendinginannya yang lambat.
3.
Bentuk
Kristal merupakan bentuk dari kristal-kristal penyusun
batuan itu sendiridimana terbagi menjadi tiga yaitu:
-
Euhedral merupakan
bentuk kristal yang sempurna
-
Subheral merupakan
bentuk kristal sebagian tidak utuh
-
Anhedral merupakan
bentuk kristal yang sudah tidak utuh
4.
Kemas merupakan
hubungan antar butir dimana dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuk butiran
yaitu:
-
Panidiomorf merupakan
batuan beku dimana sebagian besar kristalnya dibatasi dengan bidang kristal
atau bentuk kristalnya euhedral.
-
Hypidiomorf merupakan
batuan beku dimana sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral
sedangkan yang lainnya berbentuk anhedral.
-
Allotriomorf merupakan
batuan beku dimana sebagian besar kristalnya berbentuk anhedral.
Keseragaman Butir termasuk dalam kemas
dimana dilihat pada keseragaman butirannya yang dibagi menjadi dua yaitu equigranular dimana
ukuran butir pada batuan beku hampir sama, sedangkan inquigranular dimana
ukuran butir pada batuan beku tidak sama.
B. STRUKTUR
BATUAN BEKU
·
Vesikuler
Struktur yang berbentuk rongga-rongga
yang kecil, membundar, dan lonjong. Struktur ini menggambarkan lubang-lubang
gelembung-gelembung gas sebelumnya yang terjebak oleh magma saat
mengkristal.
·
Amigdaloidal
Rongga-rongga atau vesikuler yang
terdapat pada aliran-aliran lava diisi oleh mineral-mineral sekunder yang
terbentuk pada temperatur rendah
·
Masif
Struktur batuan
beku yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam atau monoton
·
Sheeting Joint
Struktur
batuan beku yang berbentuk seperti lapisan kertas.
·
Columnar Joint
Struktur batuan beku yang berbentuk seperti kolom
seperti batang pensil.
·
Scorius
Vasicular yang penyebarannya merata.
·
Pillow Lava
Lava yang memperlihatkan struktur yang menyerupai
tumpukan bantal yang bergumpal-gumpal dikarenakan proses yang terjadi pada
lingkungan air.
C. KOMPOSISI
BATUAN BEKU
·
ASAM
Contoh batuan beku yang termasuk
kedalam golongan batuan beku asam adalah granit, dan batuan yang berwarna
terang.
·
MENENGAH (INTERMEDIET)
Contoh batuan beku yang termasuk
kedalam golongan batuan beku menegah adalah andesit, yang berwarna abu-abu.
·
BASA
Contoh batuan beku yang termasuk
kedalam golongan batuan beku basa adalah basal dan gabro, dan batuan yang
berwarna gelap.
·
ULTRABASA
Batuan ultrabasa termasuk dalam
kelompok batuan yang Berkomposisi ultrabasa dan berwarna kehijauan, karena
disusun oleh mineral olivin.
2.2.2
Batuan
Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil
perombakan dari batuan yang sudah ada yang mengalami pelapukan dan
tertransportasi oleh sungai yang diendapkan di cekungan dan mengalami
pengendapan. Batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya,
terdiri dari batuan endapan klastik, endapan kimia dan endapan organik.
-
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik merupakan rombakan batuan yang
telah ada sebelumnya dimana material rombakan itu tertransport dan kemudian di
endapkan pada suatu cekungan menjadi batuan sedimen. Semakin jauh material
rombakan itu tertransport butiran material rombakan tersebut akan semakin
halus. Contoh batuan endapan klastik adalah konglomerat, breksi, batupasir,
lempung, lanau.
-
Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen kimia terjadi adanya proses kimia
disuatu lingkungan tertentu yang akhirnya menghasilkan endapan batuan, contoh
batuan kimia adalah gypsum.
-
Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik karena adanya organisme yang berkumpul
pada lingkungan tertentu. Kumpulan organisme tersebut menjadi batuan endapan,
contoh batuan organik adalah batu gamping terumbu.
A. Tekstur
batuan sedimen
Tekstur batuan sedimen adalah segala
kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan
orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan
proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan
pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan
batuan sediment.
·
Ukuran Butir
Tabel 2.2 ukuran butir yang
digunakan berdasarkan skala Wenworth (1922), yaitu:
Ukuran Butir (mm)
|
Nama Butir
|
Nama Batuan
|
> 256
|
Bongkah (Boulder)
|
Breksi : jika fragmen
berbentuk runcing
Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat
|
64-256
|
Berangkal (Couble)
|
|
4-64
|
Kerakal (Pebble)
|
|
2-4
|
Kerikil (Gravel)
|
|
1-2
|
Pasir Sangat Kasar(Very Coarse
Sand)
|
Batupasir
|
1/2-1
|
Pasir Kasar (Coarse Sand)
|
|
1/4-1/2
|
Pasir Sedang (Medium Sand)
|
|
1/8-1/4
|
Pasir halus (Fine Sand)
|
|
1/16-1/8
|
Pasir Sangat Halus ( Very Fine
Sand)
|
|
1/256-1/16
|
Lanau (Silt)
|
Batulanau
|
<1/256
|
Lempung (Clay)
|
Batulempung
|
·
Bentuk Butir
· Tingkat
kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi
oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak
transport (Boggs,1987).
Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk
kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti
feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran
pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis
butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian
kebundaran :
Ø Well
rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional,
sferoidal.
Ø Rounded
(membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi
butiran bundar.
Ø Subrounded
(membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang
membundar.
Ø Subangular
(menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
Ø Angular
(menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
Ø Very
angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang
sangat tajam
·
Sortasi (Pemilahan)
Pemilahan adalah keseragaman
dari ukuran besar butir
penyusun
batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya
maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan
yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang
biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
Sortasi
baik : bila besar butir merata atau sama besar
Sortasi
sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
Sortasi
buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen
·
Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik
dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas
terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
Kemas
tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
·
Semen
Material halus yang menjadi pengikat,
semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica,
kalsit, sulfat atau oksida besi.
·
Porositas (Kesarangan)
Porositas adalah tingkatan
banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan
dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak
dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan
mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau
tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai
pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan
air (zat cair).
B. Struktur
batuan sedimen
Struktur sedimen merupakan suatu
kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang diakibatkan oleh
proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya. Studi struktur paling baik
dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan asalnya, struktur sedimen
yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur
Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat
merefleksikan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan,
gelembur-gelombang, perlapisan silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun, dll.
Struktur
Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau
setelah diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya, misal
: cetak suling, cetak beban, dll.
Struktur
Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme
seperti molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi
pertumbuhan, dll.
Contoh
Struktur Batuan Sedimen :
- Masif : Batuan
masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded
Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh
perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar
dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya apabila dari
halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
Gambar 2.1 Struktur Batuan Sedimen Graded Bedding
- Laminasi : Perlapisan
dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila
pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
Gambar 2.2 Struktur Batuan
Sedimen Laminasi
- Cross
Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan
ketebalan kurang dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm,
merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urut-urutan
sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring terhadap
permukaan umum sedimentasi.
- Cross
Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama
seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya,
yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
Gambar 2.3 Struktur Batuan Sedimen Cross Bedding
- Clastic
Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang
dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan
arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang
miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan genting, disebabkan
pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
- Primary
Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang
berbentuk gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering
diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis
tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
- Fosil
Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan
orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi
yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya berkurang,
sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang dapat berorientasi.
- Load
Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh
sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
Gambar 2.4 Struktur Sedimen Load
Cast
- Flute
cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan
terputus-putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm, struktur ini
terbentuk pada batuan
dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media
transportasi yang membawa material kemudian material-material tersebut
mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour yang telah terisi oleh lapisan
pori di atasnya.
Gambar 2.5 Struktur Batuan
Sedimen Flute Cast
- Mud
Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan
pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang
sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
- Tool
Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus
mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul
material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
- Rain
Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang
terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah
lumpur itu kering diatasnya terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
- Flame
Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari
lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari
pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
- ”Ball”,
”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan
akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut
belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau
bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
- Convolute
Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang
membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25 cm.
- Channels : Adalah
Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau bercabang
dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan
dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish
and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk
oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum
terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami
penekanan ke bawah.
- Low
Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang
terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
- Hard
Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat
dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang
relatif lebih lunak.
2.2.3 Batuan
Metamorf
Batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada yang terkena
pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi. Contoh batuan metamorf adalah sabak,
fhilit, sekis, sekis mika, genes.
Batuan
metamorf terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Menyerpih
Batuan
yang menyerpih biasanya batuan yang memiliki kekerasan yang lunak sehingga
batuan dengan mudah membelah sepanjang bidang-bidang belahan seperti lempengan.
b. Sekis
/ Menyekis
Batuan
yang menyekis biasanya batupasir, biasanya jelas terlihat dengan kasat mata.
c. Genes
/ Menggenes
Batuan
yang menggenes adalah batuan beku karena batuan beku memiliki kekerasan yang
keras, sehingga apabila batuan beku terkena tekanan dan suhu
yang tinggi, yang akan terubah bukan bentuk batu melainkan bentuk
mineral yang memanjang.
STRUKTUR
DAN TEKSTUR BATUAN METAMORF
A.
Struktur Batuan Metamorf
Adalah
kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit
poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan
metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997)
1. Struktur
Foliasi
Merupakan
kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena
adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi
butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari
ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur
foliasi yang ditemukan adalah :
1a.
Slaty Cleavage
Umumnya
ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang
dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan
sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
1b. Phylitic
Struktur
ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi
yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral
granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
1c. Schistosic
Terbentuk
adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular
(umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya
disebut schist (sekis).
1d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk
oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk
berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan
mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran
mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut
gneiss.
2. Struktur
Non Foliasi
Terbentuk oleh
mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran
(granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:
2.a
Hornfelsic/granulose
Terbentuk
oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya
berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)
2b. Kataklastik
Berbentuk
oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk
kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa
kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
2c.
Milonitic
Dihasilkan
oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur
ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan
searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit).
2d. Phylonitic
Mempunyai
kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi
rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai
struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
B. Tekstur Batuan Metamorf
Merupakan
kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir
mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf
umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada
istilah dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur
Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan
ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi:
a.
Relict/Palimset/Sisa
Merupakan
tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau
tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b.
Kristaloblastik
Merupakan
tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu
sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga
tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
2. Tekstur
Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan
butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
Fanerit,
bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
Afanitit,
bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3. Tekstur
berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk
individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Euhedral,
bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
Subhedral,
bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian
oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
Anhedral,
bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
Berdasarkan
bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Idioblastik,
apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
Xenoblastik/Hypidioblastik,
apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.
4. Tekstur Berdasarkan
Bentuk Mineral
Berdasarkan
bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Lepidoblastik,
apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
Nematoblastik,
apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
Granoblastik,
apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk
anhedral.
Granoblastik,
apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk
anhedral.
The Best Casinos in USA - APRCasino
BalasHapusIt is one of the most well-known casino casinos, and febcasino.com it https://sol.edu.kg/ is owned https://septcasino.com/review/merit-casino/ and operated by aprcasino the Rincon Band of Luiseno kadangpintar Indians. There are over 100 different