Header Ads

CONTOH LAPORAN UJI KOMPETENSI (UJIKOM) BAGIAN 3


2.1  Litologi
            Litologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan. Definisi batuan adalah bahan padat yang tersusun oleh mineral atau paduan mineral dan merupakan bagian utama penyusun kerak bumi, batuan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku,  sedimen, metamorf. Pada saat melakukan penelitian kami menemukan beberapa batuan diantaranya batuan beku dan sedimen.
2.1.1        Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang merupakan hasil dari pembekuan magma dimana mineral penyusun terdiri dari Kristal, batuan beku dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku dalam, batuan beku gang/ korok,dan batuan beku luar.
·         Batuan beku yang proses pembentukannya berjalan secara perlahan di dalam. Batuan beku ini memiliki ciri-ciri Kristal yang terbentuk berukuran besar bertekstur faneritik dan berwarna terang dengan komposisi asam.
·         Batuan beku yang proses pembentukannya di gang atau korok. Batuan beku ini memiliki ciri-ciri bertekstur forpiritik, berwarna abu-abu, dengan komposisi menengah 
·         Batuan beku yang proses pembentukannya di luar, batuan beku ini memiliki ciri-ciri bertekstur afanitik, berwarna gelap, dengan komposisi basa.



A.     TEKSTUR BATUAN BEKU
Secara umum tekstur membahas tentang kenampakan batuan yang berhubungan dengan ukuran,bentuk, dan susunan butiran-butirannya Tekstur batuan beku meliputi :
1.      Granularitas atau grain size merupakan besar butir pada batuan tersebut. Granularitas ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
-          Afanitik: Batuan beku yang berbutir halus dengan besar butirannya <1mm dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
-          Porfiritik: Batuan beku yang berbutir sedang dengan besar butirannya 1-5mm dan dapat dilihat dengan batuan loupe.
-          Faneritik: Batuan beku yang berbutir kasar dengan besar butirannya >5mm dan dapat dilihat dengan mata telanjang.

2.      Derajat Kristalisas,i merupakan kecepatan pendinginan magma dimana terbagi menjadi tiga, yaitu:
-          Holohyalin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas gelas/massa dasar dikarenakan pendinginannya yang sangat cepat.
-          Hipokristalin/Hipohyalin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas kristas dan gelas. Kristal disini merupakan fenokris dan gelas merupakan groundmass. Kecepatan pendinginannya menengah.
-          Holohyalin: Batuan beku yang tersusun atas kristal dikarenakan pendinginannya yang lambat.

3.      Bentuk Kristal merupakan bentuk dari kristal-kristal penyusun batuan itu sendiridimana terbagi menjadi tiga yaitu:
-          Euhedral merupakan bentuk kristal yang sempurna
-          Subheral merupakan bentuk kristal sebagian tidak utuh
-          Anhedral merupakan bentuk kristal yang sudah tidak utuh

4.      Kemas merupakan hubungan antar butir dimana dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuk butiran yaitu:
-          Panidiomorf merupakan batuan beku dimana sebagian besar kristalnya dibatasi dengan bidang kristal atau bentuk kristalnya euhedral.
-          Hypidiomorf merupakan batuan beku dimana sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral sedangkan yang lainnya berbentuk anhedral.
-          Allotriomorf merupakan batuan beku dimana sebagian besar kristalnya berbentuk anhedral.
Keseragaman Butir termasuk dalam kemas dimana dilihat pada keseragaman butirannya yang dibagi menjadi dua yaitu equigranular dimana ukuran butir pada batuan beku hampir sama, sedangkan inquigranular dimana ukuran butir pada batuan beku tidak sama.

B.     STRUKTUR BATUAN BEKU
·         Vesikuler
Struktur yang berbentuk rongga-rongga yang kecil, membundar, dan lonjong. Struktur ini menggambarkan lubang-lubang gelembung-gelembung gas sebelumnya yang terjebak oleh magma saat mengkristal.
·         Amigdaloidal
Rongga-rongga atau vesikuler yang terdapat pada aliran-aliran lava diisi oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk pada temperatur  rendah
·         Masif  
 Struktur batuan beku yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam atau monoton

·         Sheeting Joint
Struktur batuan beku yang berbentuk seperti lapisan kertas.
·         Columnar Joint
Struktur batuan beku yang berbentuk seperti kolom seperti batang pensil.
·         Scorius
Vasicular yang penyebarannya merata.
·         Pillow Lava
Lava yang memperlihatkan struktur yang menyerupai tumpukan bantal yang bergumpal-gumpal dikarenakan proses yang terjadi pada lingkungan air.

C.     KOMPOSISI BATUAN BEKU
·         ASAM
Contoh batuan beku yang termasuk kedalam golongan batuan beku asam adalah granit, dan batuan yang berwarna terang.
·         MENENGAH (INTERMEDIET)
Contoh batuan beku yang termasuk kedalam golongan batuan beku menegah adalah andesit, yang berwarna abu-abu.
·         BASA
Contoh batuan beku yang termasuk kedalam golongan batuan beku basa adalah basal dan gabro, dan batuan yang berwarna gelap.
·         ULTRABASA
Batuan ultrabasa termasuk dalam kelompok batuan yang Berkomposisi ultrabasa dan berwarna kehijauan, karena disusun oleh mineral olivin.



2.2.2        Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil perombakan dari batuan yang sudah ada yang mengalami pelapukan dan tertransportasi oleh sungai yang diendapkan di cekungan dan mengalami pengendapan. Batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya, terdiri dari batuan endapan klastik, endapan kimia dan endapan organik.
-           Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik merupakan rombakan batuan yang telah ada sebelumnya dimana material rombakan itu tertransport dan kemudian di endapkan pada suatu cekungan menjadi batuan sedimen. Semakin jauh material rombakan itu tertransport butiran material rombakan tersebut akan semakin halus. Contoh batuan endapan klastik adalah konglomerat, breksi, batupasir, lempung, lanau. 
-          Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen kimia terjadi adanya proses kimia disuatu lingkungan tertentu yang akhirnya menghasilkan endapan batuan, contoh batuan kimia adalah gypsum.

-          Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik karena adanya organisme yang berkumpul pada lingkungan tertentu. Kumpulan organisme tersebut menjadi batuan endapan, contoh batuan organik adalah batu gamping terumbu.

A.    Tekstur batuan sedimen
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment.
·         Ukuran Butir
Tabel 2.2 ukuran butir yang digunakan berdasarkan skala Wenworth (1922), yaitu:
Ukuran Butir (mm)
Nama Butir
Nama Batuan
> 256
Bongkah (Boulder)
Breksi : jika fragmen
berbentuk runcing
Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat
64-256
Berangkal (Couble)
4-64
Kerakal (Pebble)
2-4
Kerikil (Gravel)
1-2
Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand)
Batupasir
1/2-1
Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2
Pasir Sedang (Medium Sand)
1/8-1/4
Pasir halus (Fine Sand)
1/16-1/8
Pasir Sangat Halus ( Very Fine Sand)
1/256-1/16
Lanau (Silt)
Batulanau
<1/256
Lempung (Clay)
Batulempung

·         Bentuk Butir
· Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987). Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian kebundaran :
Ø  Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
Ø  Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
Ø  Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
Ø  Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
Ø  Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
Ø  Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat tajam
·         Sortasi (Pemilahan)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir
penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen
·         Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
·         Semen
Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.
·         Porositas (Kesarangan)
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).
B.     Struktur batuan sedimen
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya. Studi struktur paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat merefleksikan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, gelembur-gelombang, perlapisan silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun, dll.
Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau setelah diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya, misal : cetak suling, cetak beban, dll.
Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi pertumbuhan, dll.
     Contoh Struktur Batuan Sedimen :
-   Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
-  Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
Gambar 2.1 Struktur  Batuan Sedimen Graded Bedding
-   Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
Gambar 2.2 Struktur Batuan Sedimen Laminasi
-   Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi.
-  Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
Gambar 2.3 Struktur Batuan  Sedimen Cross Bedding
-   Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan  menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan genting, disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
-  Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
-   Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang dapat berorientasi.
Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
Gambar 2.4 Struktur Sedimen Load Cast
-   Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm, struktur ini terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
Gambar 2.5 Struktur Batuan Sedimen Flute Cast
-  Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
-  Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
  Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
-  ”Ball”, ”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
-  Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25 cm.
  Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
-   Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
 Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
-  Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lebih lunak.
2.2.3 Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada yang terkena pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi. Contoh batuan metamorf adalah sabak, fhilit, sekis, sekis mika, genes.
Batuan metamorf terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a.       Menyerpih
Batuan yang menyerpih biasanya batuan yang memiliki kekerasan yang lunak sehingga batuan dengan mudah membelah sepanjang bidang-bidang belahan seperti lempengan.
b.      Sekis / Menyekis
Batuan yang menyekis biasanya batupasir, biasanya jelas terlihat dengan kasat mata.
c.        Genes / Menggenes
Batuan yang menggenes adalah batuan beku karena batuan beku memiliki kekerasan yang keras, sehingga apabila batuan beku terkena tekanan dan suhu yang  tinggi, yang akan terubah bukan bentuk batu melainkan bentuk mineral yang memanjang.

STRUKTUR DAN TEKSTUR BATUAN METAMORF
A. Struktur Batuan Metamorf
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997).  Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997)
1.      Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
1a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
1b. Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

1c. Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).
1d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
2.      Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:
2.a  Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)
2b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
2c.    Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).
2d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).

B. Tekstur Batuan Metamorf
Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997).

1.   Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
2.   Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3.   Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.
4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.



1 komentar:

  1. The Best Casinos in USA - APRCasino
    It is one of the most well-known casino casinos, and febcasino.com it https://sol.edu.kg/ is owned https://septcasino.com/review/merit-casino/ and operated by aprcasino the Rincon Band of Luiseno kadangpintar Indians. There are over 100 different

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.