MANAJEMEN LINTAS BUDAYA
Hallo sobat INC untuk postingan kali ini saya akan berbagi materi kuliah yang saja dapatkan selama semester 5 yaitu Mata Kuliah MANAJEMEN LINTAS BUDAYA untuk materinya mungkin akan saya share baik filenya maupun PPTnya langsung saja yah sobat INC
PERTEMUAN 1
Manajemen Lintas Budaya
Dalam menghadapi tantangan dalam persaingan global saat ini, seseorang manajer terutama pada perusahaan dengan skala internasional dituntut harus menguasai pola manajerial berbagai budaya di negara yang berbeda-beda, karena bukan tidak mungkin, tuntutan pekerjaan mengharuskan seorang manajer untuk mengelola cabang perusahaan di luar negeri. Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya untuk mempelajari manajemen lintas budaya, akan membuat sang manajer kesulitan untuk melakukan adaptasi yang akhirnya berdampak pada hilangnya kewibawaan seorang pemimpin pada dirinya di mata anak buahnya yang baru.
Pada saat seorang manajer ditugaskan perusahaan di cabang luar negeri menjadi ekspatriat, ia akan menghadapi setidaknya tiga fase dalam melakukan adaptasi, yang terdiri dari:
1.
Exciting phase, pada fase ini, ekspatriat yang biasanya juga membawa serta keluarganya merasa antusias dipindahkan di lingkungan kerja yang baru, apablagi bila tempat baru yang dituju memiliki standar kualitas hidup yang lebih bai dari negara asalnya. Misalnya, manajer Indonesia dipindahkan ke Amerika, akan merasa senang dan bangga dengan suasana baru, gaya hidup baru, dan cuaca yang berbeda. la dan keuarganya mungkin tidak sabar menantikan musim dingin bersalju yang indah seperti yang sering digambarkan pada film ditelevisi, atau taman-yaman hijau yang bertebaran di kota untuk bersantai di akhir pekan, hingga mencoba model transportasi baru yang tidak ada di Indonesia seperti subway.
2. Challenging phase, pada fase ini, ekspatriat mulai menemukan berbagai hal yang mungkin tidak diduga sebelumnya, bahwa di negara baru ini tidak mudah mencari asisten rumah tangga, bahwa harus berhadapan dengan berbagai aturan yang ketat mulai dari parkir, asuransi, SIM, cuaca ekstrim, dan banyak lagi. Belum lagi perbedaan yang dihadapi di kantor, dimana budaya yang berlaku jauh berbeda dengan yang dijalani di negara asalnya. Fase ini adalah fase yang berat bagiekspatriat untuk belajar melakukan adaptasi, tingkat kesulitan ini berbeda-beda tergantung pada karakter ekspatriat tersebut. Disinilah pentingnya seoang manajer ekspatriat mempelajari manajemen lintas budaya sebelum ditugaskan di negara lain.
3 Adapting phase, ekspatriat yang telah sukses melewati fase Challenging, akan memasuki fase adapting yang merupakan fase akhir dari proses penerimaan budaya baru. Pada fase ini, ekspatriat adan keluarganya sudah hidup sesuai dengan gaya dan budaya yang berlaku di negara tersebut dengan nyaman, bahkan mungki akan timbul "bingung budaya" saat mereka sesekali kembali ke tanah air setelah sekian lama tinggal di luar negeri.
PENTINGNYA PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
2.1 Pengertian Lintas Budaya
Lintas budaya terjadi ketika manusia dengan budayanya berhubungan dengan manusia lain yang berasal dari budaya berbeda, berinteraksi dan bahkan saling mempengaruhi. Lintas budaya adalah istilah yang sering digunakan untuk menjabarkan situasi ketika sebuah budaya berinteraksi dengan budaya lain dan keduanya saling memberikan pengaruh dan dampak baik positif maupun negatif, seperti yang terjadi dalam setiap kegiatan wisata, para wisatawan dipastikan melakukan interaksi dan memberikan dampak baik positif maupun maupun negatif kepada masyarakat setempat. Adanya perbedaan budaya karena budaya bersifat dinamis dan selalu berevolusi sehingga perlu beragam pendekatan untuk memahami kebudayaan, antara lain, dengan cara melakukan asimilasi, integrasi, dan pemahaman lintas budaya.
Lintas budaya menciptakan nilai untuk menentukan mana yang dapat diterima oleh budaya lain. Lintas budaya menjadikan manusia dapat berkomunikasi dengan baik dan pada akhirnya, lintas budaya dapat mempererat ikatan manusia dengan manusia lain serta memberikan keunikan pada diri manusia dan masyarakat. Dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan, saling memahami dan melengkapi melalui komunikasi lintas budaya akan tercipta perdamaian dan harmonisasi kehidupan.
Pentingnya Pemahaman Lintas Budaya
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan budayanya masing masing sehingga membentuk dan menciptakan cara berpikir dan bertingkah laku yang khas bagi para anggotanya. Cara berpikir dan bertingkah laku tersebut merupakan hasil 'pengondisian budaya' cultural conditioning melalui proses panjang pendidikan dan pengajaran yang diberikan secara temurun oleh orang tua, guru, dan masyarakat sekitar kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Sering kali kita merasa yakin bahwa cara berpikir dan bertingkah laku serta sistem budaya yang kita anut adalah sistem yang baik, benar, dan normal. -
Masalah akan muncul ketika kita melakukan kontak atau berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari lingkungan budaya yang berbeda, karena orang orang yang berasal dari lingkungan budaya yang berbeda itu memiliki pola-pola, harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, dan pilihan-pilihan yang didasarkan atas pengondisian budaya mereka sendiri yang juga berlangsung temurun yang mungkin sangat berbeda dengan di lingkungan masyarakat lainnya.
Pemahaman terhadap budaya orang lain atau budaya suatu masyarakat sangat penting, terutama bagi orang-orang yang sebut saja bekerja dalam industri pariwisata dan hospitalitas, termasuk diantaranya para manajer, para pengambil keputusan, aau para petugas yang dalam pekerjaan sehari-harinya melakukan hubungan, interaksi atau kontak langsung dengan orang-orang yang berasal dari dan memiliki kebudayaan yang berbeda. Secara garis besar pemahaman lintas budaya tersebut antara lain mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, kepercayaan, sikap, pola berpikir, adat istiadat, kebiasaa, bahasa dan cara berkomunikasi.
2.3 Tujuan Pemahaman Lintas Budaya
Pemahaman lintas budaya dapat mengurangi dampak gegar budaya (culture shock), dan meningkatkan dan membangkitkan pengalaman-pengalaman positif antarbudaya. Bagi seorang manajer dalam industri pariwisata dan hospitalitas, pemahaman lintas budaya merupakan suatu pengetahuan atau suatu alat yang berperan besar untuk meningkatkan pengembangan profesional dan keefekifan berkomunikasi-berinteraksi dengan para pegawai, pelanggan, dan orang-orang lain yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari. Bagi petugas atau pegawai hotel, misalnya, yang berinteraksi langsung dengan tamu, pemahaman lintas budaya yang baik akan meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam memberikan pelayanan lebih baik kepada para tamunya, meningktakan reputasi industri dan organisasi, serta meningkatkan jumlah pelanggan' atau return business.
Litvin dalam Mulyana (2005) secara lebih rinci mengemukakan bahwa tujuan pemahaman lintas budaya atau mempelajari komunikasi lintas budaya itu bersifat kognitif dan afektif. Berikut ini, paling tidak, ada 10 tujuan pemahaman lintas budaya, yaitu untuk:
a. Menyadari bias budaya sendiri; b. ebih peka secara budaya;
c. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut;
d. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri;
e. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang;
f. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri;
g.Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya;
h. Membantu memahami kontak atar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya;
i. Membantu memahami model-model, konsep-konsep, dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antar budaya;
j. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berebeda dapat dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.
1.4 Manfaat Memahami Lintas Budaya
Pariwisata yang sarat dengan lintas budaya memberikan banyak manfaat terutama ketika terjadi komunikasi, hubungan sosial dan pelayanan. Dalam kegiatan wisata, wisatawan (guest) dipastikan melakukan interaksi dengan masyarakat (host). Interaksi dengan masyarakat setempat akan dijembatani oleh jasa pramuwisata. Akan tetapi, jasa pramuwisata sering dianggap tidak cukup bagi wisatawan untuk memperoleh informasi seluas-luasnya di suatu destinasi wisata. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman lintas budaya bagi pelaku wisata, baik wisatawan, pramuwisata maupun masyarakat setempat. Perbedaan budaya timbul karena sifatnya dinamis dan berevolusi sehingga perlu beragam pendekatan untuk memahami kebudayaan seperti dengan berasimilasi, melakukan integrasi dan menyadari lintas budaya. Pada saat melakukan komunikasi, hubungan sosial dan pelayanan seringkali elemen tersebut merupakan potensi dasar yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan mengarah kepada konflik. Disinilah peran pemahaman lintas budaya berlaku. Pemahaman lintas budaya memberikan manfaat yang cukup besar dalam kepariwisataan.
1. Bagi Wisatawan
Dalam suatu kegiatan wisata, dipastikan wisatawan melakukan interaksi sosial budaya dengan masyarakat setempat. Wisatawan dapat mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan masyarakat setempat yang bisa menyebabkan gegar budaya. Dengan pemahaman lintas budaya, wisatawan akan lebih mudah memahami
karakter umum masyarakat setempat. Nilai-nilai budaya yang melatarbelakangi suatu masyarakat akan mencerminkan karakter masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, wisatawan akan menghormati nilai-nilai budaya masyarakat setempat yang tercermin melalui berbagai aspek budaya. Wisatawan yang terlibat langsung dalam suatu aktivitas masyarakat setempat akan cenderung berhati-hati dalam bersikap dan bertingkahlaku terhadap masyarakat tersebut. Apabila wisatawan telah memiliki pengetahuan lintas budaya, maka persiapan sebelum menuju ke destinasi akan lebih terencana dan matang. Selain itu, kemudahan dan keleluasaan dalam kegiatan wisata terutama yang melibatkan diri dengan masyarakat setempat akan terwujud.
2. Bagi Masyarakat Setempat
Pariwisata hendaknya dibudayakan atau dijadikan ajang untuk saling bertukar pengetahuan dengan memanfaatkan interaksi atau pertemuan yang terjadi antara wisatawan dan masyarakat setempat atau antara wisatawan dengan unsur-unsur budaya yang dimiliki masyarakat setempat. Kesiapan yang diharapkan dari suatu destinasi bukan hanya kesiapan fisik prasarana dan sarananya tetapi juga kesiapan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik.
Dalam konteks pariwisata, budaya dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk melakukan kunjungan dan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pemberian pelayanan. Pemahaman budaya yang baik akan meningkatkan pemahaman seseorang terhadap orang lain dan membantu dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya yang ada.
Dalam hal ini masyarakat lokal tidak hanya belajar bagaimana bersikap dalam situasi tertentu tetapi juga mampu menjelaskan mengapa melakukan ini itu, nilai nilai dasar, kepercayaan, dan anggapan yang mendasar pada sikap masyarakat tersebut. Semakin banyak interaksi, maka pengetahuan semakin berkembang, dan pengalaman terhadap permasalahan budaya akan berkurang.
terjadi konflik dan kesenjangan antara budaya satu dan budaya lainnya. Saat ini banyak generasi muda yang tidak lagi menghargai nilai-nilai kesopanan, banyak anak-anak muda sekarang yang terperangkap arus modernisasi sehingga lupa akan budaya aslinya. Gaya - gaya metropolitan yang melekat pada individu generasi muda sangat kuat sehingga lintas budaya, temu budaya, dan seminar antara budaya mestinya menjadi bahan kurikulum disekolah agar pemahaman terhadap budaya lain dapat dimengerti.
Memahami lintas budaya di era global saat ini, perlu adanya keterbukaan diri terhadap nilai-nilai baru dan juga karakter mau belajar dari siapapun. Menyakini bahwa semua budaya itu baik, hanya bagaimana tiap-tiap individu menggunakan cara pandangnya. Jika semua ini bisa berjalan maka akan memperkaya satu sama lain bukan menilai budaya kita sendiri yang lebih baik. Pada akhirnya akan muncul kesadaran hidup berkomunitas yang saling menghargai, mengerti dan bekerja sama.
Cara menyikapi perbedaan budaya yang baik agar tidak timbul konflik antar budaya adalah adanya saling menghargai budaya lain dan menghilangkan sifat seperti menganggap budaya sendiri merupakan budaya yang baling baik dan bagus sedangkan budaya lain dianggap budaya yang jelek dan tidak baik (etnosentris). Selain itu mempelajari kebudayaan antara daerah satu dengan daerah lain merupakan hal yang baik untuk mengetahui karakteristik dari masing masing budaya tersebut agar terhindar dari konflik.
3. Bagi Pramuwisata
Banyak hal yang dapat digali dari pemahaman lintas budaya karena perbedaan budaya tidak terbatas hanya pada makanan, bahasa dan tari-tarian tetapi juga berkaitan dengan interaksi antar manusia termasuk perilaku non-verbal, kepercayaan, orientasi waktu, sikap, kebiasaan, tradisi, cara berpakaian gerakan tubuh dan hal lainnya. Manfaat lain juga dirasakan ketika memberikan pelayanan kepada wisatawan, cara bersikap, cara menanggapi permintaan, cara memenuhi pengharapan atau ekspektasi, cara menghargai pelayanan terutama berkaitan dengan tingkatan pelayanan serta terciptanya atmosfir yang ramah. Pengaruh perbedaan dalam budaya adalah penting dipahami terutama di dalam industri pariwisata, industri yang sarat dengan suasana antar budaya dan lintas budaya. Jika perbedaan ini jika tidak pahami secara mendalam akan menimbulkan gegar budaya atau kaget budaya.
1.5 Bentuk Pemahaman Lintas Budaya di Era Global
Pengenalan budaya dari masing-masing suku bangsa yang ada di Indonesia oleh warga negara Indonesia sangatlah penting. Karena mulikultur adalah ciri yang melekat pada bangsa Indonesia dan sebagai aset bangsa telah mampu menjadi kekuatan dalam menyatukan bangsa kita dalam bentuk negara bangsa dengan bentuk kesatuan. Tetapi pemahaman mengenai budaya bangsa masih sangatlah terbatas. Oleh karena itu, perlu pengenalan yang dimulai sejak dini kepada seluruh warga bangsa agar dapat memahami secara sadar akan keragaman budaya bangsa yang masing-masing mempunyai makna dalam kehidupan.
Pertama bisa dimulai dari pendidikan yaitu dalam bentuk pendidikan multikultural yang mengajarkan tentang ragam budaya dan pemberian materi pembelajaran yang mengenalkan budaya satu dengan budaya lain. Selain itu juga teradapat pendidikan karakter berbasis kebudayaan. Selain itu, dapat diadakannya temu lintas budaya agar generasi muda lebih bisa mengetahui dan memahami budaya yang berbeda antara daerah satu dan daerah lainnya. Generasi sekarang memang perlu sosialisasi yang kuat untuk memamahi karakter budaya agar tidak
Post a Comment